Marcellia Renaning / XII B
Pada tanggal 16-20 Oktober 2023, saya bersama teman-teman saya mewakili kontingen SMK Kolese PIKA Semarang untuk mengikuti rangkaian kegiatan Temu Kolese 2023. Tak hanya SMK Kolese PIKA saja, kegiatan ini juga diikuti oleh 7 sekolah kolese lainnya yang ada di Indonesia. Diantaranya yaitu SMA Kolese Loyola, SMA Kolese Gonzaga, SMK Kolese Mikael, SMA Kolese Kanisius, SMA Seminari Mertoyudan dan SMA Kolese De Britto yang sekaligus menjadi tuan rumah kegiatan Temu Kolese 2023 ini. Jadi, Temu Kolese merupakan kegiatan pertemuan akbar dari 8 sekolah kolese di Indonesia.
Cerita ini dimulai sejak kali pertama saya tahu bahwa saya ikut ambil bagian dalam kegiatan besar ini. Awalnya saya ditunjuk untuk ambil bagian di dalam kepanitiaan, tapi siapa sangka pada akhirnya saya harus mewakili SMK PIKA dalam mendongeng. Proses penerimaan keputusan yang tanpa diduga itu cukup menguras waktu dan pikiran saya. Apalagi waktu itu saya sudah dalam posisi hati yang senang karena hanya menjadi panitia. Namun seiring berjalannya waktu, saya dapat menerima itu semua. Hingga pada akhirnya saya benar-benar ingin memberikan yang terbaik sebagai bentuk balasan dari diri saya terhadap dukungan positif yang saya terima.
Persiapan
Kesempatan saya untuk mempersiapkan dongeng waktu itu hanya kurang lebih 2 minggu saja sebelum berangkat ke Yogyakarta. Padahal saya sudah ditunjuk sejak 1 bulan lebih awal. Selama hampir 3 minggu di bulan September, saya menyibukkan diri dalam pembuatan film pendek dan barang yang akan dijual di Expo Temu Kolese. Jadi, setiap ditanya bagaimana progres mendongeng, saya selalu menjawab: “0% pak”. Selama 2 minggu mempersiapkan dongeng, saya dibantu oleh banyak pihak. Mulai dari properti, ide cerita, pembawaan dan pendalaman peran, serta frekuensi latihan semua-muanya dipikirkan dan dibantu oleh beberapa pihak. Di antaranya yaitu Bapak Teddy, Bapak Widya, Bapak Juanda, Ine, dan Tyas yang sekaligus menjadi supporting system saya sampai tampil di sana.
Waktu persiapan mendongeng sudah habis. Pada tanggal 16 Oktober 2023, semua perwakilan cabang lomba olahraga dan non-olahraga berangkat menuju Yogyakarta. Saya berangkat dengan mengantongi rasa takut dan ragu karena saya merasa belum menguasai materi dongeng dengan maksimal. Tapi, saya tetap berangkat dengan yakin dan percaya apapun yang terjadi merupakan kehendak Tuhan. Begitu sampai di Yogyakarta, muncullah pergulatan hati yang baru dan bukan lagi tentang dongeng saya. Melainkan tentang “insecure”. Saya insecure berada di antara ratusan siswa-siswi Kolese. Kesenjangan kemampuan berpikir dan berelasi amat terasa di sana. Tapi saya selalu berusaha untuk melangkah dengan yakin dan mengesampingkan rasa itu selama mengikuti Temu Kolese 2023.
Dinamika Temu Kolese
Serangkaian kegiatan Temu Kolese 2023 dimulai dan resmi dibuka tepat pukul 16.00 WIB dengan pemukulan gong sebanyak 8 kali sejumlah sekolah Kolese di Indonesia oleh Pater Baskoro. Setelah itu dilanjutkan dengan menyaksikan de file dari masing-masing kontingen Kolese yang memerankan kehidupan Inigo atau Santo Ignatius Loyola. Begitu de file selesai, seluruh peserta diarahkan untuk berkumpul sesuai dengan perutusannya masing-masing. Jadi, saya yang merupakan perwakilan mendongeng akan berkumpul bersama dengan perwakilan mendongeng lainnya. Dinamika kelompok mendongeng ini berlangsung hingga berakhirnya makan malam. Dan hari itu diakhiri dengan pengarahan kegiatan Immersion dan examen malam. Bukan Kolese namanya kalau tidak ada examen.
Hari berikutnya, 17 Oktober 2023, saya mengikuti kegiatan Immersion bersama dengan anggota kelompok Bellarmino lainnya. Kelompok Bellarmino diutus untuk mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan dan melakukan bersih-bersih di kampung belajar Pingit. Saat berada di Lapas, dalam kelompok yang lebih kecil, kami saling berinteraksi dan bertukar cerita dengan beberapa warga binaan terpilih atau yang saat itu tidak dikunjungi oleh keluarganya. Ya, saat kami mengunjunginya, ternyata bertepatan dengan hari kunjungan keluarga. Jadi, saat itu kami memang tidak diarahkan untuk masuk ke area yang lebih dalam atau bilik binaan dari lapas tersebut. Nah, ketika kami berada di kampung belajar Pingit, kami kelompok Bellarmino membersihkan seluruh area yang ada di sana. Baik yang digunakan untuk belajar maupun lingkungan di sekitarnya, seperti sungai dan sepanjang jalan kampung Pingit tersebut.
Kemudian, pada malam hari, saya mengikuti sharing pengalaman terkait kegiatan Immersion yang telah saya jalani. Dari kelompok sharing itulah, saya menjadi tahu bagaimana kondisi kehidupan masyarakat Yogyakarta yang dikunjungi oleh kelompok-kelompok lainnya. Seperti di tambang pasir, pasar, PSK Parangkusumo, panti jompo dan lain sebagainya. Malam itu, malam keduaku di SMA Kolese De Britto yang ditutup dengan adorasi dan examen.
Hari berikutnya, 18 Oktober 2023. Hari dimana saya tak berkegiatan. Kalau bahasa gen Z sekarang sih ‘gabut’ ya. Saya cuma mondar-mandir dari lapangan voli, lapangan sepak bola, lapangan futsal, ruang English Debate dan ruang Expo juga kamar. Ya, kegiatan saya hari itu hanya seputar menonton dan mendukung saja. Malam harinya pun sama. Sebelum ditutup dengan examen, saya menonton Agus dan Warih yang menampilkan Barongan Kucingan di Got Talent.
Mendongeng
Nah, kalau sekarang sampailah di hari perjuangan saya, 19 Oktober 2023. Hari dimana saya tampil mendongeng untuk pertama kalinya dan bersamaan pula dengan hari ulang tahun bapak saya. Sejak saya menyadari bahwa hari itu bersamaan, saya semakin tahu harus kemana dongeng ini saya bawa. Yes, harus bawa pulang hadiah untuk bapak. Itu tujuan saya. Di pagi hari, karena masih sama seperti hari sebelumnya yaitu gabut, saya lebih memilih untuk menghampiri Bapak Teddy. Saya meminta untuk didampingi dalam latihan mendongeng. Di waktu yang bersamaan pula, ada Andrew, Crisboy dan yang lainnya yang sedang berjuang untuk berlari estafet dan berlari sepanjang lintasan 2,4 km.
Latihan mendongeng kali itu menjadi latihan perdana saya bersama Bapak Teddy, karena sebelumnya saya selalu berlatih mandiri. Latihan tidak berlangsung lama karena saya juga manusia bisa merasakan capek. Latihan berakhir pukul 11.00 WIB dan sambil menunggu jam makan siang, saya memilih untuk jalan-jalan dan mengumpulkan energi serta mental. Setelah makan siang persis, saya langsung menuju ke kamar untuk mengambil perlengkapan mandi. Betul, saya mandi di siang bolong. Kalau tidak begitu, persiapan menuju lomba pukul 16.30 WIB bakal mepet banget. Selama persiapan, saya dibantu oleh Ine yang mengambil alih muka saya untuk dirias, Angel Gregoria yang mengambil alih rambut saya untuk ditata dan juga Tyas yang turut membantu mereka berdua. Kerja sama tim yang bagus. Mereka semua juga hadir dan mendukung saya sampai saya keluar dari ruang lomba. Saya bersyukur karena banyak yang support saya waktu itu, baik yang berada di luar ruang, di dalam ruang maupun yang tidak hadir secara langsung di dekat saya namun hadir dalam dukungan doa. Walaupun pada kenyataannya, penampilan saya kurang maksimal pada 3 menit terakhir. Naskah tidak tersampaikan dengan jelas bahkan lompat-lompat.
Setelah selesai tampil, saya memilih untuk kembali ke kamar dan mandi lagi karena badan sudah lengket penuh keringat. Malam itu saya juga melewatkan makan malam. Setelah mandi, saya langsung bersiap untuk mengikuti Malam Pentas Seni sebagai malam terakhir di Temu Kolese 2023.
Sampailah cerita ini pada hari terakhir di SMA Kolese De Britto, 20 Oktober 2023. Sebelum akhirnya kami semua kembali ke sekolah masing-masing, hari itu diisi dengan kegiatan pengendapan bersama masing-masing kolese, foto bersama, ekaristi penutup, pengumuman juara, makan siang dan persiapan pulang. Di dalam pengendapan, saya menyampaikan pengalaman unik dan berdaya ubah yang saya alami selama mengikuti Temu Kolese 2023. Saya merasa bahwa rasa percaya diri saya meningkat khususnya ketika tampil di hadapan publik. Apalagi saat menunggu urutan tampil.
Di dalam pengumuman, disampaikan bahwa SMK Kolese PIKA membawa pulang beberapa juara. Diantaranya yaitu juara 1 Mendongeng, juara 2 Atletik Lari 2,4 km, dan juara 2 Got Talent. Suatu pencapaian yang luar biasa, apalagi saya. Pertama kalinya mendongeng eh langsung juara, apalagi ini bukan zona nyaman saya. Dan ternyata saya itu mampu dan berhasil keluar dari zona nyaman itu. Karena itu, saya sekarang jadi suka drama dan berharap nanti ketika ada kegiatan pentas seni di SMK PIKA bisa diadakan drama pentas seni. Saya mau jadi pemerannya.